Kamis, 12 Oktober 2017

III.Kesimpulan

Dari hasil pembahasan tentang Pengolahan Pabrik Minyak Kelapa sawit
Pada Intinya adalah Proses perebusan kemudian Pressing dan di murnikan
sangat simple


Demikian tulisan ini semoga bermanfaat, mohon maaf apabila kurang lengjkap karena penulis hanyalah manusia bisa yang jauh dari kempurnaan.
Terimakasi.


Salam

Halasson m

WA 0852 7718 5085

K. Stasiun Kamar Mesin

Power listrik yang digunakan di PMKS berasal dari turbo alternator yang digerakkan dengan uap kering dan diesel genset. Sebagai pembangkit tenaga listrik, turbin  dan diesel genset harus beroperasi secara effisien.


Dasar dasar Operasi 
Sumber pembangkit tenaga listrik yang lazim digunakan ada dua jenis yakni:

  • Turbo generator
  • Disel Genset

Turbo Generator (Steam Turbine Generator)
Fungsi dari turbo generator sebagai sumber pembangkit tenaga listrik utama yang digunakan untuk menggerakkan mesin- mesin dan peralatan pabrik, kebutuhan listrik untuk kantor, bengkel dan laboratorium, penerangan serta kebutuhan domestik. Alat ini digerakkan oleh tekanan uap dari boiler yang melalui nozzle menggerakkan sudu-sudu yang kemudian menggerakkan generator  sehingga diperoleh tenaga listrik


Diesel Genset
Diesel alternator (generator set) merupakan sumber tenaga listrik utama pada saat turbo alternator tidak beroperasi dan membantu Turbo Generator  saat mengalami kekurangan power

Prosedure Operasional
Sebelum mengoperasikan peralatan di stasiun ini setiap operator harus menggunakan alat pengaman pendengaran (ear muft) dan wajib memastikan tidak ada pekerjaan perawatan/benda asing yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja/kerusakan alat.




Menghidupkan steam Turbin harus dilaksanakan berurutan sesuai dengan prosedur pengoperasiannya
Yaitu:
  • Pastikan bahwa turbo altenator telah siap untuk dioperasikan / distart.
  • Periksa level oli pelumas  didalam tangki, woodward governor, LO  Cooler.
  •  Buka kerangan Oil cooler. 
  • Nyalakan priming LO pump (switch pada posisi Auto) dan pastikan    tekanan pelumas mencapai 0.2-0.3 kg/cm2
  • Buka penuh kran drain untuk drain separator, governor valve, exhaust casing, pipa steam utama (main steam pipa) dan buka semua steam trap.
  • Buka penuh kran exhaust (diatas BPV).
  • P astikan semua peralatan `trip` pada kondisi “reset” dengan cara menarik `knob reset` yang ada pada Turbin.
  •  Setelah tekanan di Boiler 20 kg/cm2 kita buka kerangan By Pass pada make up kira-kira 25% kran drain pada BPV, dan Valve Blow Down dibuka.
  •  Kemudian buka steam valve inlet  sedikit untuk pemanasan casing Turbin + 5 Menit.
  •  Sesudah pemanasan putar Load Limit pada angka 3, untuk menghindari putaran kejutan pada shaft.
  •  Buka steam inlet Valve secara berangsur angsur dan putaran Turbin sudah mencapai 500 rpm putar kembali load limit pada posisi angka  (10) sepuluh.
  •  Putar Speed Setting secara perlahan-lahan sampai putaran Turbin mencapai 4500 rpm, ON-kan breaker frekuensi pada panel Turbin dan perhatikan frekuensinya, setting sampai 50 Hz.
  •  Selanjutnya Turbin siap untuk menerima beban atau menerima peralihan beban dari diesel genset ke steam Turbin altenator dengan synkronisasi.
Menghentikan Steam Turbin harus  dilaksanakan berurutan sesuai prosedur yaitu:
  •  Kurangi beban Turbin secara berangsur-angsur.
  • Pindahkan sisa beban ke diesel genset dengan cara     synkronisasi/paralel steam turbo Alternator dengan diesel genset.
  •  Putuskan hubungan arus listrik dari steam turbo alternator  dengan panel utama engine room dengan cara melepas atau meng-OFF-kan ACB dan dilanjutkan dengan meng OFF-kan “neutral switch”
  •  Putar “speed setting” pada woodward governor berlawanan arah   jarum jam sampai habis putarannya.
  •  Tutup kran uap masuk (steam inlet Valve).
  •  Jika kecepatan putaran Turbin menurun maka secara otomatis   priming LO pump akan beroperasi untuk mempertahankan tekanan minyak pelumas agar berada pada batas 0.2-0.3kg/cm2.
  •  Ketika Turbin sudah berhenti  buka semua kran drain pada  Turbin untuk mengeluarkan air dan sisa uap dari dalam Turbin.
  •  Biarkan air pendingin dan priming LO pump tetap beroperasi   selama + 30 menit setelah Turbin berhenti (bertujuan untuk mendinginkan gear bearing dan casing Turbin).
  •  Setelah itu tutup kran air pendingin untuk “oil cooler” dan stop  priming LO pump. Tetapi harus dipastikan bahwa temperatur bearing Turbin sudah dibawah 500C. 
Prosedur pengoperasian generator set yaitu :
  • lakukan pemeriksaan peralatan pada generator, air radiator, oli pelumas , belting, battery dan kran bahan bakar dibuka.
  • Pindahkan tongkat (handle) pada posisi start
  • Tekan tombol pada posisi  start dan tunggu hingga mesin berjalan normal lebih kurang 5 menit.
  •  Pastikan voltage dan frekuensi pada keadaan normal (380 Volt, 50 Hz). 
Prosedur  penghentian generator set yaitu :
  • Turunkan putaran mesin (putaran rendah) selama 3 sampai 5 menit untuk memberikan kesempatan pendinginan di ruang pembakaran bagi minyak pelumas dan air pendinginan yang bersirkulasi.
  •  Matikan mesin dengan cara memindahkan switch ke posisi off.
  •  Tutup kran aliran bahan bakar.
 Prosedur pelaksanaan sinkronisasi atau paralel antar Turbin dan genset yaitu:
  • Stel multi step switch (line in selector) ke posisi sumber arus listrik yang akan masuk kepanel utama engine room Multi step switch:

-Posisi 1= Diesel genset No.1 (300 KW)
-Posisi 2= Diesel genset No.2 (300 KW)
-Posisi 3 = Steam Turbo Altenator (1500 KW)
-Posisi 4 = Steam Turbo Alternator (1500 KW)
-Posisi 5 = Steam Turbo Alternator (800 KW)
  • Key switch di ON-kan untuk sumber arus listrik yang akan masuk kepanel utama.
  • Selanjutnya kita pompa Air Circuit Breaker Turbin sampai tombol push on keluar.
  • Sebelum melakukan sinkronisasi dilakukan penutupan blow down BVP, kerangan exhaust dan steam trap by pass BPV untuk menjaga kestabilan tekanan steam ke Turbin.
  • Pada saat akan melakukan paralel :
-Frekuensi Turbin dan genset harus sama (50 Hz).
-Voltage harus sama (380 V).
-Hidupkan system sinkronisasi
-Putaran jarum syncronoscop harus di set searah jarum jam (+)
-Setting posisi jarum tepat tegak (berada pada jam 12) dan lampu syncronoskop mati.
  • Sesudah semua dilalui maka dapat kita lakukan syncronisasi dengan menekan push ON yang ada pada ACB maka terjadilah syncronisasi.
  • Untuk setiap pembebanan /pemasukan arus listrik kepanel utama engine room harus terlebih dahulu dipastikan bahwa “neutral switch” sudah berada pada posisi ON.
  • Lakukan pemindahan beban dari genset ke Turbin secara perlahan     lahan, sampai  beban pada genset Nol baru OFF kan breaker genset.
  • Setelah beban seluruhnya berada pada Turbin maka lakukan     penyesuaian Cos φ.
  • Putar switch kapasitor Bank dari manual ke automatis.
  • Tutup kerangan drain separator dan kerangan by pass steam trap.
Setelah semuanya berjalan normal maka operator memperhatikan pressure gauge apabila tekanan Boiler mendekati 20 kg/cm2 maka operator harus membuka steam By Pass yang ke BPV  agar Boiler tidak blow OFF

J.Water Treatmen Plant (WTP)


Stasiun ini adalah stasiun pengolahan air.
Pada umumnya Pabrik Minyak Kelapa Sawit memerlukan air bersih untuk kepentingan pengolahan, air pendingin, air umpan Boiler, pencucian dan untuk keperluan domestik. Sumber air yang digunakan umumnya berasal dari sungai, karena air tersebut tidak dapat langsung digunakan maka diperlukan suatu proses pengolahan air agar air yang dihasilkan dapat memenuhi syarat sesuai kriteria yang ditetapkan. Kebijakan yang ditetapkan bahwa air yang digunakan untuk keperluan pabrik dan domestik sebelumnya harus melalui perlakuan tertentu untuk mengurangi atau menghilangkan zat yang tidak diperlukan sehingga diperoleh mutu air   yang memenuhi syarat.


Dasar Dasar Pengolahan
Kandungan Zat
Air yang berasal dari perairan umum atau sungai masih mengandung kotoran (Impurities) yang dikelompokkan sebagai berikut :
  • Suspended solid adalah semua senyawa/padatan yang tidak larut, melayang atau mengapung  di dalam air dan  tidak berubah bentuk seperti lumpur, pasir, bahan-bahan organik, minyak dan bakteri. Bila jumlahnya besar akan menyebabkan kekeruhan dalam air.
  • Dissolved solid adalah padatan yang larut di dalam air yang bergabung dengan molekul-molekul air atau di dalam larutan seperti garam-garam dan asam. Komposisi padatan yang larut tergantung dari macam sumber air dan lokasi sumber air. Padatan terlarut yang banyak dijumpai dalam air antara lain : Alkalilinitas, kesadahan, Garam sodium, Besi, mangan, Silika, Chlorida, sulfat, Phospat dan bahan-bahan organik.
  •  Dissolved gas adalah gas-gas yang ada di air yang bergabung dengan molekul-molekul air. Gas–gas ini tidak stabil dan dapat dilepas dengan perubahan suhu, tekanan atau interaksi mekanikal, contohnya oksigen, karbondioksida.
Perlakuan air
Proses perlakuan air di Pabrik  Minyak Sawit  dilakukan dengan cara :
1.      Penjernihan  air
2.      Pelunakan air  dengan cara  pertukaran ion
3.      Boiler internal treatment.
Penjernihan  air
Pengolahan air baku (mentah) bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang ada di air. Metode pengolahan air ada tiga jenis yaitu :
  • Penjernihan (Clarification), Proses penjernihan merupakan proses pengendapan kotoran/lumpur yang tersuspensi/melayang didalam air dengan bantuan penambahan bahan kimia. Proses penjernihan  air dapat dibagi atas tiga langkah proses :
-Perbaikan PH (6,8 – 7,2).
-Koagulasi
-Flokulasi
-Sedimentasi
  • Penyaringan (Filtrasi)
Penyaringan merupakan tahap akhir dari proses penjernihan air, alat yang digunakan berupa pressure sand filter. 

Pelunakan Air 
Pelunakan air merupakan proses yang bertujuan menghilangkan atau menurunkan kesadahan air, silica dan TDS  sehingga air memenuhi syarat untuk digunakan  sebagai air umpan Boiler.  Bila garam kesadahan dalam air tidak dihilangkan atau dikurangkan akan menyebabkan kerak pada pipa Boiler. Pelunakan air yang sering  dilakukan dengan peralatan :   
  • Demineralizer plant merupakan resin penukar Kation dan Anion berfungsi untuk menurunkan kesadahan, silica dan Total dissolved solid (TDS).
  • Deaerator merupakan alat pemanas air umpan Boiler dengan tujuan untuk menghilangkan gas terlarut seperi oksigen, Carbon dioksida dan ammonia  yang dapat menyebabkan korosi.
Internal treatment
Internal treatment merupakan proses perlakuan air didalam Boiler dengan tujuan untuk mencegah
pembentukan kerak, mencegah korosi serta mencegah terjadinya carry over. Air umpan Boiler 
dengan analisa kimia  dapat diketahui jenis dan jumlah kandungan zat yang terkandung di dalamnya.
  • Kerak Kerak di air umpan Boiler terbentuk dari kotoran-kotoran, biasanya dari campuran Calsium dan Magnesium yang tidak larut. Pengaruh daripada pembentukan kerak adalah terjadinya berkurangnya proses perpindahan panas yang mengakibatkan pipa menjadi overheating sehingga mengakibatkan penggembungan atau pembengkokan pipa serta pelepuhan pipa
  • Korosi, Korosi di air umpan Boiler terjadi ketika air asam atau pH rendah, air mengandung oksigen yang terlarut dan karbon dioksida serta konsentrasi daripada caustik tinggi. pH rendah ditandai dengan hilangnya logam, oksigen dan gas-gas korosif yang menyebabkan lobang-lobang besar. Pengaruh daripada korosi ini adalah rusaknya pipa Boiler.
  • Carry over, Carry over di air umpan Boiler terjadi karena masuknya air dan solid melalui uap Boiler. Hal ini disebabkan karena kelebihan solid yang terlarut dan tidak terlarut, tingginya alkalinity serta tingginya kandungan minyak di air umpan Boiler. Pengaruh dari carry over dapat terjadinya pukulan air (water hammer) pada pipa dan sudu-sudu turbin sehingga akan menurunkan efisiensi turbin, menyebabkan kerusakan pada pipa super heater, dan kerusakan pada sudu-sudu turbin.
 Proses pengolahan air umpan Boiler apabila tidak dilaksanakan dengan baik akan menimbulkann kerak didalam dinding pipa-pipa pemanas maupun dinding drum. Adanya kerak ini akanmengakibatkan beberapa hal yaitu :
a)      Proses pemanasan air di dalam pipa-pipa pemanas berlangsung lama.
b)      Bahan bakar untuk menaikan steam diperlukan banyak.
c)      Uap yang dihasilkan kurang, bermutu jelek dan kapasitasnya berkurang.
d)     Kemungkinan terjadinya pemanasan lokal pada pipa yang akan berakibat over heating dan dapat menjadikan ledakan/pecahnya pipa.
e)      Efisiensi kerja Boiler rendah.
Beberapa peralatan pendukung yang dipergunakan pada proses pengolahan air  yaitu:
a)      Pompa water intake
Fungsinya untuk memompakan air dari sungai sampai ke sedimentasi pond.
b)      Pompa raw water
Fungsinya untuk memompakan air dari sedimentasi pond ke water Clarifier Tank.
c)      Water Clarifier Tank.
Fungsinya sebagai tempat proses koagulasi dengan tahapan pencampuran, penggumpalan dan pengendapan bahan tidak larut dalam air. Alat ini juga dilengkapi Kerangan drain untuk membuang endapan lumpur ynag terbentuk.
d)     Chemical Dosing Pump.
Fungsinya untuk mengalirkan larutan bahan kimia dengan cara injeksi dari tanki larutan kimia ke dalam Clarifier Tank.
e)      Chemical Solution Tank.
Fungsinya untuk pencampuran bahan kimia dengan air pada konsentrasi tertentu sebelum diinjeksi ke dalam Clarifier Tank.
f)       Bak pengendap / Basin Tank.
Fungsinya untuk mengendapkan pasir, lumpur dan gumpalan-gumpalan partikel yang terbawa dalam air.
g)      Water Basin Pump.
Fungsinya untuk mentransfer air yang telah diendapkan di dalam bak pengendap masuk ke dalam Pressure Sand Filter.
h)      Pressure Sand Filter
Fungsinya untuk menyaring padatan-padatan yang terdapat dalam air yang masuk ke Pressure Sand Filter melalui media berpori atau pasir.
i)        Water Tower Tank.
Fungsinya sebagai tempat penimbunan air yang sudah bersih hasil dari pengolahan dan sebagai tempat pengaturan distribusi air untuk domestik maupun untuk keperluan pabrik.

Beberapa peralatan pendukung yang dipergunakan pada proses pelunakan air  yaitu :
a)      Regenerasi Pump.
Fungsinya untuk mengalirkan air yang telah ditreatment ke dalam unit penukar kation.
b)      Deaerator Water Pump.
Fungsinya untuk mentransfer air dari bak penampung ke Deaerator.
c)      Deaerator
Fungsinya untuk menaikkan temperatur air umpan mendekati titik didihnya sehingga dapat mengurangi kandungan gas O2 dan CO2.
d)     Tanki penampung air umpan
Fungsinya untuk menampung air umpan sebelum di alirkan ke dalam Deaerator.

Beberapa kritikal point yang harus dipenuhi didalam pengolahan air yaitu:
a)      Penjernihan air :
·   Suspended solid (Turbiditi)                :  < 2 NTU
b)      Air umpan Boiler
·   pH                                           :  7,0-8,5
·   Total Hardness                        :  Trace
·   Silica                                       :  < 5   ppm
c)      Air Boiler
·         pH                                        :  10,5-11,5
·         Conductivity                                    :  < 2500
·         M-Alkalinity                        :  < 700 ppm
·         O-Alkalinity                         :  minimum 2,5 Silica
·         Silica                                    :  < 90 ppm
·         Sulphit                                  :  30 –50  ppm
·         Phosphate                             :  30 – 50 ppm
·         Iron                                      :  Maksimum 2 ppm.
·         Total Alkalilinity                  :  2,5 Silica
·         Coustic Alkalility                 :  300 -  500 ppm
·         Total Dissolve Solid             :  < 1750 ppm
·         Total Hardness                     :  Trace

Prosedure Operasional 
Hal – hal yang harus diperhatikan untuk menjaga keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
  • Sebelum air di pompa ke pabrik, operator secara visual harus memeriksa kondisi level air di sungai dan memastikan tidak sedang ada kerusakan / perbaikan di instalasi pompa
  • Operator pada saat melakukan pencampuran bahan kimia harus menggunakan masker penutup hidung, sarung tangan dan kaca mata, terutama dalam penanganan HCl, H2SO4 dan NaOH agar tidak kontak langsung dengan tubuh yang akan mengganggu kesehatan
Proses penjernihan air
Proses penjernihan air melalui tahapan Perbaikan pH, Koagulasi, Flokulasi dan sedimentasi dilakukan di Clarifier, sedangkan proses penyaringan dilaksanakan dengan alat pressure sand filter. Di Clarifier air  proses penjernihan memerlukan waktu penahanan sekitar 1,5 – 2 jam

Perbaikan pH
Proses perbaikan pH dilakukan dengan menginjeksi NaOH pada air sebelum masuk ke clarifier sampai didapatkan pH air 6,7 – 8,2. 

Koagulasi
Proses koagulasi dilakukan untuk merubah sifat suspensi colloid yang mempunyai muatan listrik yang sama dengan air yang menyebabkan sulit mengendap. Proses koagulasi dilakukan dengan menambahkan koagulan yang dapat menetralkan muatan listrik dari partikel koloid sehingga partikel tersebut mengalami destabilasasi dalam air sehingga terjadi penggabungan beberapa butiran menjadi diameter lebih besar. Koagulan mangalami difusi didalam air oleh pencampuran yang kuat untuk mendapatkan waktu kontak yang cukup diantara partikel-partikel dan bahan kimia penjernih air. Untuk menentukan dosis bahan kimia yang ditambahkan perlu dilakukan jar test. 

Pengendalian Proses 
  1. Instalasi pipa dan Pompa dari raw water tidak ada kebocoran dan selang – selang dan Pompa injeksi kimia tidak ada yang pecah / bocor. Melakukan back wash di sand filter setiap hari dan pembuangan endapan di Clarifier Tank setiap shift dan pemeriksaan kondisi dan volume pasir sand filter dilakukan setiap tahun. Pencucian water basin dan Clarifier Tank minimal 1 tahun sekali.
  2. Jar test harus dilakukan setiap hari dan pencampuran bahan kimia untuk pemurnian air dibuat berdasarkan hasil test ini.Resin harus diregenerasi bila parameter silica dan hardness melewati batas yang ditetapkan dan pemeriksaan kualitas resin dilakukan minimal setahun sekali. Pencampuran bahan kimia untuk regenerasi harus sesuai dengan  takaran yang ditentukan dan dalam pencampuran air harus diisikan terlebih dahulu baru kemudian ditambahkan bahan kimianya.
  3. Karena bahan kimia yang dipakai adalah bahan kimia yang reaktif baik asam maupun basa, maka tanki-tanki yang dipergunakan harus tahan terhadap sifat asam atau basa, sehingga kebocoran dapat dicegah
  4. Pastikan flow meter berfungsi dengan baik dan dicatat pemakaian air setiap hari.