Kamis, 12 Oktober 2017

J.Water Treatmen Plant (WTP)


Stasiun ini adalah stasiun pengolahan air.
Pada umumnya Pabrik Minyak Kelapa Sawit memerlukan air bersih untuk kepentingan pengolahan, air pendingin, air umpan Boiler, pencucian dan untuk keperluan domestik. Sumber air yang digunakan umumnya berasal dari sungai, karena air tersebut tidak dapat langsung digunakan maka diperlukan suatu proses pengolahan air agar air yang dihasilkan dapat memenuhi syarat sesuai kriteria yang ditetapkan. Kebijakan yang ditetapkan bahwa air yang digunakan untuk keperluan pabrik dan domestik sebelumnya harus melalui perlakuan tertentu untuk mengurangi atau menghilangkan zat yang tidak diperlukan sehingga diperoleh mutu air   yang memenuhi syarat.


Dasar Dasar Pengolahan
Kandungan Zat
Air yang berasal dari perairan umum atau sungai masih mengandung kotoran (Impurities) yang dikelompokkan sebagai berikut :
  • Suspended solid adalah semua senyawa/padatan yang tidak larut, melayang atau mengapung  di dalam air dan  tidak berubah bentuk seperti lumpur, pasir, bahan-bahan organik, minyak dan bakteri. Bila jumlahnya besar akan menyebabkan kekeruhan dalam air.
  • Dissolved solid adalah padatan yang larut di dalam air yang bergabung dengan molekul-molekul air atau di dalam larutan seperti garam-garam dan asam. Komposisi padatan yang larut tergantung dari macam sumber air dan lokasi sumber air. Padatan terlarut yang banyak dijumpai dalam air antara lain : Alkalilinitas, kesadahan, Garam sodium, Besi, mangan, Silika, Chlorida, sulfat, Phospat dan bahan-bahan organik.
  •  Dissolved gas adalah gas-gas yang ada di air yang bergabung dengan molekul-molekul air. Gas–gas ini tidak stabil dan dapat dilepas dengan perubahan suhu, tekanan atau interaksi mekanikal, contohnya oksigen, karbondioksida.
Perlakuan air
Proses perlakuan air di Pabrik  Minyak Sawit  dilakukan dengan cara :
1.      Penjernihan  air
2.      Pelunakan air  dengan cara  pertukaran ion
3.      Boiler internal treatment.
Penjernihan  air
Pengolahan air baku (mentah) bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang ada di air. Metode pengolahan air ada tiga jenis yaitu :
  • Penjernihan (Clarification), Proses penjernihan merupakan proses pengendapan kotoran/lumpur yang tersuspensi/melayang didalam air dengan bantuan penambahan bahan kimia. Proses penjernihan  air dapat dibagi atas tiga langkah proses :
-Perbaikan PH (6,8 – 7,2).
-Koagulasi
-Flokulasi
-Sedimentasi
  • Penyaringan (Filtrasi)
Penyaringan merupakan tahap akhir dari proses penjernihan air, alat yang digunakan berupa pressure sand filter. 

Pelunakan Air 
Pelunakan air merupakan proses yang bertujuan menghilangkan atau menurunkan kesadahan air, silica dan TDS  sehingga air memenuhi syarat untuk digunakan  sebagai air umpan Boiler.  Bila garam kesadahan dalam air tidak dihilangkan atau dikurangkan akan menyebabkan kerak pada pipa Boiler. Pelunakan air yang sering  dilakukan dengan peralatan :   
  • Demineralizer plant merupakan resin penukar Kation dan Anion berfungsi untuk menurunkan kesadahan, silica dan Total dissolved solid (TDS).
  • Deaerator merupakan alat pemanas air umpan Boiler dengan tujuan untuk menghilangkan gas terlarut seperi oksigen, Carbon dioksida dan ammonia  yang dapat menyebabkan korosi.
Internal treatment
Internal treatment merupakan proses perlakuan air didalam Boiler dengan tujuan untuk mencegah
pembentukan kerak, mencegah korosi serta mencegah terjadinya carry over. Air umpan Boiler 
dengan analisa kimia  dapat diketahui jenis dan jumlah kandungan zat yang terkandung di dalamnya.
  • Kerak Kerak di air umpan Boiler terbentuk dari kotoran-kotoran, biasanya dari campuran Calsium dan Magnesium yang tidak larut. Pengaruh daripada pembentukan kerak adalah terjadinya berkurangnya proses perpindahan panas yang mengakibatkan pipa menjadi overheating sehingga mengakibatkan penggembungan atau pembengkokan pipa serta pelepuhan pipa
  • Korosi, Korosi di air umpan Boiler terjadi ketika air asam atau pH rendah, air mengandung oksigen yang terlarut dan karbon dioksida serta konsentrasi daripada caustik tinggi. pH rendah ditandai dengan hilangnya logam, oksigen dan gas-gas korosif yang menyebabkan lobang-lobang besar. Pengaruh daripada korosi ini adalah rusaknya pipa Boiler.
  • Carry over, Carry over di air umpan Boiler terjadi karena masuknya air dan solid melalui uap Boiler. Hal ini disebabkan karena kelebihan solid yang terlarut dan tidak terlarut, tingginya alkalinity serta tingginya kandungan minyak di air umpan Boiler. Pengaruh dari carry over dapat terjadinya pukulan air (water hammer) pada pipa dan sudu-sudu turbin sehingga akan menurunkan efisiensi turbin, menyebabkan kerusakan pada pipa super heater, dan kerusakan pada sudu-sudu turbin.
 Proses pengolahan air umpan Boiler apabila tidak dilaksanakan dengan baik akan menimbulkann kerak didalam dinding pipa-pipa pemanas maupun dinding drum. Adanya kerak ini akanmengakibatkan beberapa hal yaitu :
a)      Proses pemanasan air di dalam pipa-pipa pemanas berlangsung lama.
b)      Bahan bakar untuk menaikan steam diperlukan banyak.
c)      Uap yang dihasilkan kurang, bermutu jelek dan kapasitasnya berkurang.
d)     Kemungkinan terjadinya pemanasan lokal pada pipa yang akan berakibat over heating dan dapat menjadikan ledakan/pecahnya pipa.
e)      Efisiensi kerja Boiler rendah.
Beberapa peralatan pendukung yang dipergunakan pada proses pengolahan air  yaitu:
a)      Pompa water intake
Fungsinya untuk memompakan air dari sungai sampai ke sedimentasi pond.
b)      Pompa raw water
Fungsinya untuk memompakan air dari sedimentasi pond ke water Clarifier Tank.
c)      Water Clarifier Tank.
Fungsinya sebagai tempat proses koagulasi dengan tahapan pencampuran, penggumpalan dan pengendapan bahan tidak larut dalam air. Alat ini juga dilengkapi Kerangan drain untuk membuang endapan lumpur ynag terbentuk.
d)     Chemical Dosing Pump.
Fungsinya untuk mengalirkan larutan bahan kimia dengan cara injeksi dari tanki larutan kimia ke dalam Clarifier Tank.
e)      Chemical Solution Tank.
Fungsinya untuk pencampuran bahan kimia dengan air pada konsentrasi tertentu sebelum diinjeksi ke dalam Clarifier Tank.
f)       Bak pengendap / Basin Tank.
Fungsinya untuk mengendapkan pasir, lumpur dan gumpalan-gumpalan partikel yang terbawa dalam air.
g)      Water Basin Pump.
Fungsinya untuk mentransfer air yang telah diendapkan di dalam bak pengendap masuk ke dalam Pressure Sand Filter.
h)      Pressure Sand Filter
Fungsinya untuk menyaring padatan-padatan yang terdapat dalam air yang masuk ke Pressure Sand Filter melalui media berpori atau pasir.
i)        Water Tower Tank.
Fungsinya sebagai tempat penimbunan air yang sudah bersih hasil dari pengolahan dan sebagai tempat pengaturan distribusi air untuk domestik maupun untuk keperluan pabrik.

Beberapa peralatan pendukung yang dipergunakan pada proses pelunakan air  yaitu :
a)      Regenerasi Pump.
Fungsinya untuk mengalirkan air yang telah ditreatment ke dalam unit penukar kation.
b)      Deaerator Water Pump.
Fungsinya untuk mentransfer air dari bak penampung ke Deaerator.
c)      Deaerator
Fungsinya untuk menaikkan temperatur air umpan mendekati titik didihnya sehingga dapat mengurangi kandungan gas O2 dan CO2.
d)     Tanki penampung air umpan
Fungsinya untuk menampung air umpan sebelum di alirkan ke dalam Deaerator.

Beberapa kritikal point yang harus dipenuhi didalam pengolahan air yaitu:
a)      Penjernihan air :
·   Suspended solid (Turbiditi)                :  < 2 NTU
b)      Air umpan Boiler
·   pH                                           :  7,0-8,5
·   Total Hardness                        :  Trace
·   Silica                                       :  < 5   ppm
c)      Air Boiler
·         pH                                        :  10,5-11,5
·         Conductivity                                    :  < 2500
·         M-Alkalinity                        :  < 700 ppm
·         O-Alkalinity                         :  minimum 2,5 Silica
·         Silica                                    :  < 90 ppm
·         Sulphit                                  :  30 –50  ppm
·         Phosphate                             :  30 – 50 ppm
·         Iron                                      :  Maksimum 2 ppm.
·         Total Alkalilinity                  :  2,5 Silica
·         Coustic Alkalility                 :  300 -  500 ppm
·         Total Dissolve Solid             :  < 1750 ppm
·         Total Hardness                     :  Trace

Prosedure Operasional 
Hal – hal yang harus diperhatikan untuk menjaga keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
  • Sebelum air di pompa ke pabrik, operator secara visual harus memeriksa kondisi level air di sungai dan memastikan tidak sedang ada kerusakan / perbaikan di instalasi pompa
  • Operator pada saat melakukan pencampuran bahan kimia harus menggunakan masker penutup hidung, sarung tangan dan kaca mata, terutama dalam penanganan HCl, H2SO4 dan NaOH agar tidak kontak langsung dengan tubuh yang akan mengganggu kesehatan
Proses penjernihan air
Proses penjernihan air melalui tahapan Perbaikan pH, Koagulasi, Flokulasi dan sedimentasi dilakukan di Clarifier, sedangkan proses penyaringan dilaksanakan dengan alat pressure sand filter. Di Clarifier air  proses penjernihan memerlukan waktu penahanan sekitar 1,5 – 2 jam

Perbaikan pH
Proses perbaikan pH dilakukan dengan menginjeksi NaOH pada air sebelum masuk ke clarifier sampai didapatkan pH air 6,7 – 8,2. 

Koagulasi
Proses koagulasi dilakukan untuk merubah sifat suspensi colloid yang mempunyai muatan listrik yang sama dengan air yang menyebabkan sulit mengendap. Proses koagulasi dilakukan dengan menambahkan koagulan yang dapat menetralkan muatan listrik dari partikel koloid sehingga partikel tersebut mengalami destabilasasi dalam air sehingga terjadi penggabungan beberapa butiran menjadi diameter lebih besar. Koagulan mangalami difusi didalam air oleh pencampuran yang kuat untuk mendapatkan waktu kontak yang cukup diantara partikel-partikel dan bahan kimia penjernih air. Untuk menentukan dosis bahan kimia yang ditambahkan perlu dilakukan jar test. 

Pengendalian Proses 
  1. Instalasi pipa dan Pompa dari raw water tidak ada kebocoran dan selang – selang dan Pompa injeksi kimia tidak ada yang pecah / bocor. Melakukan back wash di sand filter setiap hari dan pembuangan endapan di Clarifier Tank setiap shift dan pemeriksaan kondisi dan volume pasir sand filter dilakukan setiap tahun. Pencucian water basin dan Clarifier Tank minimal 1 tahun sekali.
  2. Jar test harus dilakukan setiap hari dan pencampuran bahan kimia untuk pemurnian air dibuat berdasarkan hasil test ini.Resin harus diregenerasi bila parameter silica dan hardness melewati batas yang ditetapkan dan pemeriksaan kualitas resin dilakukan minimal setahun sekali. Pencampuran bahan kimia untuk regenerasi harus sesuai dengan  takaran yang ditentukan dan dalam pencampuran air harus diisikan terlebih dahulu baru kemudian ditambahkan bahan kimianya.
  3. Karena bahan kimia yang dipakai adalah bahan kimia yang reaktif baik asam maupun basa, maka tanki-tanki yang dipergunakan harus tahan terhadap sifat asam atau basa, sehingga kebocoran dapat dicegah
  4. Pastikan flow meter berfungsi dengan baik dan dicatat pemakaian air setiap hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar